Rabu, 19 Juni 2013

Ketuhanan Yesus Dalam pandangan Al-kitab



1. Argumen Terhadap Teori Ketuhanan Yesus.

Kita tahu bahwa Perbuatan Tuhan adalah Pengatur Alam Semesta, pemberi rezeki, menentukan hidup matinya semua makhluk di bumi dan di langit. Tempat manusia memohon ampun dan meminta doa. Dia pencipta alam semesta ini dan Dia pula yang merencanakan penghancurannya. Bagaimana dengan Yesus?



Garis keturunan Yesus (Matius 1:1). Yohanes 1:1 menceritakan bahwa Tuhan menjelma menjadi benih di perut Maria. Mereka percaya bahwa Allah merubah diriNya menjadi Yesus: Seorang Tuhan tidak akan mungkin dilahirkan dalam bentuk bayi yang tidak berdaya. Patutkah Yesus disebut Tuhan pada saat  Ia sedang menjadi bayi tersebut? Dan siapakah yang mengatur alam semesta ini  pada saat Tuhan  dalam keadaan lemah seperti itu ?




Yesus dalam buaian (Matius 2:9).  Bagaimana mungkin seorang Tuhan memimpin alam semesta ini, memberi rezeki kepada manusia, mengabulkan doa manusia, bahkan mencabut nyawa atau memberi nyawa kepada makhluk yang lahir sementara ia masih dalam buaian?




Yesus anak manusia (Matius 9:6). Beratus kali ayat serupa menyatakan bahwa Yesus anak manusia, seperti  “... menentang anak manusia, akan diampuni.”( Matius 12:32). “...anak manusia akan diserahkan...”(Matius  17:22), “Karena anak manusia datang...” dan sebagainya. Semuanya merupakan perkataan Yesus. Yesus yang kita tahu tidak ada keanehan dalam pertumbuhannya dibanding anak yang lain, tumbuh normal dengan fisik dan akalnya. Keadaan Yesus tidak ada bedanya dengan umat Israel lainnya.




Yesus tidak bersifat ilahiah Sebagai seorang bangsa Israel Yesus juga terkena kewajiban sunat (Lukas 2:21), padahal sunat dilarang dalam Kristen, lihat Galatia 5:2: “..Jika kamu menyunat dirimu, Kristus tidak akan berguna lagi bagimu ” Perhatikan sifat kemanusian yang lain …Yesus merasa lapar... (Matius 4:2). Lihatlah silsilah Yesus yang disusun sedemikian rumit itu sebetulnya menunjukkan bahwa Yesus adalah anak manusia. Demikian pula dengan teriakan Yesus “Eli-Eli Lama sabakhtani? Artinya Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku?” merupakan pengakuan tulus dari Injil bahwa Yesus tidak memiliki sifat ketuhanan.




Semua Murid memanggil “guru” kepada Yesus (Markus 4:38), dalam bahasa Yunani “Rabi” atau “Rabuni” dalam bahasa Aram/Ibrani yang berarti “guru” (Yohanes 1:38). Namun penterjemah Alkitab menyamakan kata itu dengan “Rabbi” yang artinya menjadi beda sekali, yakni “Tuhan”. Dan istilah Tuhan Yesus itu dicantumkan di semua Injil.




Yesus dibaptis (Matius 3:13). Lho, apa ini tidak keliru? Baptis itu dimaksudkan sebagai penghapus dosa. Jika Yesus adalah Tuhan tentu dia suci dan tidak perlu dibaptis. Sebab Tuhan tidak berdosa. Bahkan sebagai Tuhan dia dapat mengampunkan dosa siapa saja. Namun ayat ini tidak lain mengisyaratkan bahwa Yesus adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan.




Yesus dicobai oleh Iblis (Matius 4:1) Mustahil Yesus dikatakan Tuhan, sebab ia dipermainkan oleh Iblis. Malah Iblis sempat menawarkan kerajaan dunia dan seisinya ini sekiranya Yesus sudi menyembah Iblis. Kekeliruan besar! Seharusnya jika Yesus adalah Tuhan, tentu semua kerajaan di bumi, bahkan alam semesta adalah miliknya. Tetapi mengapa Yesus ditawarkan  semua itu? Dapat kita difahami dari ayat ini bahwa Iblis mengetahui bahwa Yesus bukan Tuhan. Dia tahu bahwa Yesus adalah manusia biasa yang bisa digoda, dan dia ingin agar Yesus mendurhakai Allah sebagaimana dirinya.




Yesus adalah utusan Allah. Para Nabi-Nabi adalah utusan Allah. Yesus juga utusan Allah. Seperti ayat “Inilah hidup yang kekal itu supaya mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah Yang Benar, dan mengenal Kristus yang telah Engkau utus..” (Yohanes 17:3), lihat juga Yohanes 14:24. Yesus juga meramalkan bahwa Yesus akan mati sebagaimana halnya Nabi-Nabi Israel yang lain, yakni dibunuh di Yerusalem (Lukas 13:33-34). Dan Yesus mengakui bahwa segala perkataannya bukan dari kata-katanya sendiri melainkan berasal dari Firman Allah yang diberikan kepadanya. Jika Yesus adalah utusan Allah, berarti dia bukan Allah.




Semua yang bernyawa pasti mati. Dan Allah tidak akan mati selamanya. Tetapi Dia akan tetap hidup. Sedangkan nyawa atau roh itu adalah alat bagi Allah untuk membuat makhluk-makluk-Nya menjadi hidup. Jika Yesus adalah Tuhan seperti Allah, tentu dia tidak bisa mati. Tetapi Injil mengabarkan bahwa Yesus menjerit dan mati, menyerahkan nyawanya (Matius 27:50). Meskipun (katanya) Yesus dapat bangkit lagi setelah 3 hari kematiannya, tetap saja menunjukkan bahwa Yesus adalah makhluk Allah. Bukan Allah!




Tentang Kiamat.  Jika Yesus adalah Allah atau Tuhan, tentu Yesus mengetahui kapan dia menciptakan alam semesta ini dan kapan akan dihancurkannya (dikiamatkan). Tetapi saat ditanya tentang kapan terjadinya kiamat, maka Yesus menjawab : hanya Allah saja yang tahu, malaikat di Sorga pun tidak tahu hal itu, Anak pun (Yesus maksudnya-red) tidak tahu. (Matius 24:36). Dari ayat ini dipastikan bahwa Yesus bukan Tuhan.




Yesus Tidak memiliki Hak Penentu Sorga atau Neraka. Yesus tidak bisa pula menentukan kepada seseorang apakah dia masuk Sorga atau Neraka, tetapi hak itu hanya pada Allah saja (Markus 10:40).




Yesus tidak punya kekuatan dari dirinya sendiri melainkan yang datang dari Allah. Yesus mengobati orang tuli dengan berdoa (Markus 7:34), Yesus mengusir setan dengan kuasa Allah  (Lukas 11:20). Terkadang Malaikat memberikan kekuatan kepada Yesus (Lukas 22:43). Orang buta disembuhkan dengan kekuatan Allah (Yohanes 4:33). Lihatlah, bagaimana Yesus bersyukur kepada Allah setelah ia diberi mukjijat untuk menghidupkan Lazarus yang telah mati (Yohanes 11:41-42). Semua orang sakit yang disembuhkan oleh Yesus serempak memuliakan Allah Israel, tetapi bukan memuliakan Yesus (Matius 15/31). Yesus sering memohon keselamatan kepada Allah  (Yohanes 12:27). Inilah bukti-bukti kuat lain yang menyatakan bahwa Yesus bukan Tuhan.




Yesus sujud menyembah Allah dan berdoa (Matius 26:39). Setiap yang berdoa pasti bukan Tuhan. Murid-murid Yesus selalu melakukan sujud dan berdoa (sembahyang) seperti halnya Yesus.  Tidak pernah doa-doa atau sujud mereka itu ditujukan kepada Yesus, melainkan ditujukan hanya kepada Allah (Lukas 6:12).




Jadi semua rangkaian ceri
ta pada Injil tidak lain merupakan kisah tentang anak manusia yang bernama Yesus, disajikan dengan membuktikan bahwa Yesus makan, minum, tidur, ketakutan, bersujud dan berdoa, menangis, marah, digoda Iblis dan sebagainya bahkan ia mati, tidak lain hanyalah menggambarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa. Namun disamping itu pula Injil menerangkan bahwa Yesus adalah Nabi Allah, Pesuruh Allah yang dibekali dengan mukjijat dalam menyampaikan risalah agamanya. Tidak pernah dari ucapan Yesus sendiri mengatakan : “Wahai.., manusia.. ! Aku ini Tuhan seperti Allah, sembahlah aku..” atau yang senada dengan ucapan itu. Tidak pernah. Periksalah ayat seperti itu di dalam Injil niscaya tidak akan anda temukan. Bahkan sebaliknya dalam sebuah ayat Injil disebutkan bahwa Yesus mengancam kepada orang yang menyebut dirinya Tuhan, Katanya :”Orang yang memanggil Aku ..Tuhan...Tuhan... tidak akan masuk Sorga, tetapi yang masuk Sorga adalah orang taat kepada Allah” (Matius 7:21).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar