Korea
Utara tanggal 4 Juli waktu Amerika Timur atau bertepatan hari
kemerdekaan Amerika Serikat mengadakan
uji coba peluncuran 7 peluru kendali atau rudal, tidak saja
mempunyai kiat mengadakan provokasi terhadap Amerika Serikat,
juga menunjukkan kalau Korea Utara tidak mengabaikan peringatan
Amerika Serikat, jepang, Daratan Tiongkok dan negara-negara
tetangga lain di Asia. Meskipun pada hari itu, pasaran saham
Asia termasuk Korea Selatan tidak menunjukkan penurunan tajam,
tapi harga emas dan minyak melonjak. Analis pasar berpendapat,
kalau investor beralih menginves emas dan konsumen mengambil
sikap menunggu terhadap pembelanjaan berjumlah besar, ini
mungkin akan mempengaruhi laju ekonomi regional. Kalau krisis
ini tidak bisa segera diatasi bahkan lebih lanjut memburuk,
akan memberikan pengaruh lebih besar bagi pasaran moneter Asia.
Dalam perspektif akan kita bicarakan apakah krisis
rudal
Korea Utara akan memberikan dampak bagi ekonomi Asia.
Meskipun krisis yang ditimbulkan uji coba rudal Korea
Utara, memberikan pengaruh agak besar bagi pasaran valuta
asing dan
komoditas kawasan Asia, namun analis pasar berpendapat, dikarenakan
skala ekonomi Korea Utara tidak besar, ditambah skala hubungan
ekonomi Korea Utara dengan luar tetap sangat
kecil, maka pengaruh langsung krisis rudal bagi wawasan
ekonomi perdagangan sangat terbatas. Prof Wu Zhong Shu, periset
Intitut Ekonomi Akademia Sinika berpendapat, pengaruh uji
coba rudal Korea Utara terhadap pasaran saham dunia terbatas,
penurunan pasaran saham semestinya akan dengan cepat berakhir.
Wu mengatakan, Korea Utara terus tidak mau mengalah dalam masalah
nuklir, pada khususnya dalam masalah rudal, ini sangat
dipedulikan oleh Amerika Serikat dan Jepang, karena mengakibatkan
ketegangan politik regional. Pada khususnya pasaran saham
internasional, semenjak Juni ada sedikit tidak stabil,
pasaran saham di negara-negara baru berkembang menunjukkan
fenomena menurun, dikala pasaran saham dikoreksi kebawah,
pada periode penyesuaian, kebetulan terjadi kasus uji coba
rudal Korea Utara, tentu saja semua orang berpendapat
waktu penyesuaian ekonomi dimasa akan makin panjang sehubungan
dengan tidak stabilnya politik. Dikala harga minyak kembali
melonjak karena pengaruh semacam ini, akan menimbulkan
keraguan para investor terhadap situasi pulihnya perekonomian
dimasa depan, tentu saja pasaran saham akan dikoreksi ke
bawah, tapi semestinya akan dengan berakhir, biasanya kalau
melihat
pengalaman masa lalu, kecuali masalah uji coba rudal Korea
Utara berkembang lebih lanjut yang mengakibatkan Amerika
Serikat dan jepang mengambil tindakan militer, kalau hanya
mengenakan embargo ekonomi dan diskusi perundingan pengaruhnya
terhadap pasaran saham semestinya sangat terbatas.
Menurut pengamatan, setelah Korea Utara secara berturutan
meluncurkan 7 rudal balistik jarak pendek, menengah dan
jauh, harga minyak memang untuk 2 hari berturut menciptakan
rekor tertinggi, semuanya diatas 75 dolar Amerika perbarrel.
Wu Zhong Shu berpendapat, peluncuran rudal Korea Utara memberikan
dampak lebih lanjut bagi harga minyak internasional, yang
sangat peka terhadap keamanan dunia. Wu mengatakan, secara
keseluruhan, suplai minyak mentah masih melebihi kebutuhan,
namun situasi perkembangan ekonomi internasional dewasa ini
masih lebih baik sedikit kalau dibanding perkiraan sebelumnya,
jadi kebutuhan internasional masih cukup baik, tapi dikala
daya produksi rendah, pada saat sangat mudah terjadi perubahan
cuaca, perbaikan tahunan atau kuota cadangan berkurang bahkan
dilanda topan, semuanya tadi bisa memberikan dampak bagi
harga minyak. Dikarenakan suplai sangat ketat, karena suplai
hanya lebih sedikit dari kebutuhan, dan kebutuhan ekonomi
internasional keseluruhan, termasuk faktor lebih menentukan,
maka kalau muncul interferensi, bisa menimbulkan harga minyak
melonjak, uji coba rudal Korea Utara tentu saja juga
merupakan suatu interferensi yang bisa memberikan dampak
bagi melonjaknya harga minyak internasional.
Menghadapi pengaruh berikut yang mungkin ditimbulkan krisis
rudal bagi pasaran, semua pasaran internasional sedang mengamatinya,
pada pokoknya bagaimana negara-negara terkait mengatasinya.
Amerika Serikat dan Jepang telah mengenakan embargo ekonomi
terhadap
Korea Utara. Semenjak tahun 2005 Amerika Serikat memberantas
kegiatan moneter ilegal Korea Utara, bulan September tahun
lalu, Amerika Serikat dengan alasan, Bank Delta Asia Makao
membantu Korea Utara mencuci uang, menghentikan semua hubungannya
dengan bank ini, selain itu, ada 8 perusahaan Korea Utara
yang dimasukkan dalam daftar hitam karena mempunyai hubungan
dengan bank Delta Asia. Setelah uji coba rudal, Jepang juga
mengumumkan embargo ekonomi lebih lanjut terhadap Korea Utara,
diantaranya termasuk membatasi transfer uang dan melarang
kapal ferry Korea Utara berlabuh dalam waktu 6 bulan. Untuk
kurun waktu lama, Jepang terus mencurigai kalau kapal-kapal
ferry ini mengangkut komponen-komponen yang dibutuhkan bagi
program rudal Korea Utara kembali kenegaranya. Amerika Serikat
dan Jepang juga bersamaan mengupayakan agar dewan keamanan
PBB mengenakan embargo kolektif terhadap Korea Utara, tapi
Daratan Tiongkok dan Rusia menolak mengikuti langkah Amerika
Serikat, untuk menerapkan embargo ekonomi terhadap Korea
Utara.
Namun dosen fakultas politik Universitas Soochow Luo Zhi
Zheng berpendapat, efek embargo ekonomi negara barat terhadap
Korea Utara terbatas, selain itu sangat hati-hati dalam
menerapkannya, untuk menghindari Korea Utara mengadakan
serangan balik. Ia mengatakan, sebenarnya Korea Utara selalu
dalam keadaan terkucilkan, maka efek embargo ekonomi selalu
terbatas. Disamping itu, apakah embargo ekonomi akan menimbulkan
reaksi lebih keras Korea Utara, juga menjadi pertimbangan
pokok negara barat, karena kalau berlebihan dan Korea Utara
terpojokkan, akan mengambil tindakan yang lebih keras. Sedangkan
pakar masalah Asia Timur Laut, dosen Fakultas Bahasa Jepang
Universitas Fu-jen Ho Shi Shen juga berpendapat, Korea Utara
sangat pragmatis, untuk mendapat keuntungan ekonomi substantif,
mereka sama sekali tidak peduli akan embargo ekonomi.
Umum beranggapan, kalau kalangan internasional tidak
mengenakan embargo ekonomi terlalu keras atau mengambil tindakan
militer
terhadap Korea Utara, situasinya mungkin juga tidak akan
memburuk dalam jumlah besar. Kalau kini berada dalam posisi
terkucilkan, ini mempunyai hubungan langsung dengan pemerintahan
Amerika Serikat yang menangani masalah Korea Utara dengan
konsep perang dingin. Melalui pengalaman perundingan enam
pihak bisa terlihat, cara terbaik untuk mengatasi krisis
kali ini adalah diadakannya dialog langsung antara Amerika
Serikat dan Korea Utara. Tapi dikarenakan Jepang memberikan
reaksi keras, dimana segera mengumumkan embargo ekonomi
terhadap Korea Utara, ini juga meguji kebijaksanaan Amerika
Serikat agar dikala menenangkan sekutunya bisa mengadakan
dialog dengan Korea Utara, tidak diragukan langkah diplomasi
Amerika Serikat akan menjadi kunci utama bagi penyelesaian
krisis rudal Korea Utara kali ini. Pasaran moneter internasional,
semuanya sedang mengamati apakah krisis rudal ini bisa mereda,
kalau krisis terus berlanjut atau berkembang kesituasi
yang tidak terduga, bahkan berubah menjadi konflik militer,
ini mungkin akan lebih lanjut memberikan dampak yang lebih
besar bagi pasaran moneter Asia bahkan dunia.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar