Rabu, 13 Februari 2013

Semenanjung Korea

 
Ujicoba Peluncuran Peluru Kendali Korea Utara
 
  Korea Utara tanggal 4 Juli waktu Amerika Timur atau bertepatan hari kemerdekaan Amerika Serikat mengadakan uji coba peluncuran 7 peluru kendali atau rudal, tidak saja mempunyai kiat mengadakan provokasi terhadap Amerika Serikat, juga menunjukkan kalau Korea Utara tidak mengabaikan peringatan Amerika Serikat, jepang, Daratan Tiongkok dan negara-negara tetangga lain di Asia. Meskipun pada hari itu, pasaran saham Asia termasuk Korea Selatan tidak menunjukkan penurunan tajam, tapi harga emas dan minyak melonjak. Analis pasar berpendapat, kalau investor beralih menginves emas dan konsumen mengambil sikap menunggu terhadap pembelanjaan berjumlah besar, ini mungkin akan mempengaruhi laju ekonomi regional. Kalau krisis ini tidak bisa segera diatasi bahkan lebih lanjut memburuk, akan memberikan pengaruh lebih besar bagi pasaran moneter Asia. Dalam perspektif akan kita bicarakan apakah krisis rudal Korea Utara akan memberikan dampak bagi ekonomi Asia.   Meskipun krisis yang ditimbulkan uji coba rudal Korea Utara, memberikan pengaruh agak besar bagi pasaran valuta asing dan komoditas kawasan Asia, namun analis pasar berpendapat, dikarenakan skala ekonomi Korea Utara tidak besar, ditambah skala hubungan ekonomi Korea Utara dengan luar tetap sangat kecil, maka pengaruh langsung krisis rudal bagi wawasan ekonomi perdagangan sangat terbatas. Prof Wu Zhong Shu, periset Intitut Ekonomi Akademia Sinika berpendapat, pengaruh uji coba rudal Korea Utara terhadap pasaran saham dunia terbatas, penurunan pasaran saham semestinya akan dengan cepat berakhir. Wu mengatakan, Korea Utara terus tidak mau mengalah dalam masalah nuklir, pada khususnya dalam masalah rudal, ini sangat dipedulikan oleh Amerika Serikat dan Jepang, karena mengakibatkan ketegangan politik regional. Pada khususnya pasaran saham internasional, semenjak Juni ada sedikit tidak stabil, pasaran saham di negara-negara baru berkembang menunjukkan fenomena menurun, dikala pasaran saham dikoreksi kebawah, pada periode penyesuaian, kebetulan terjadi kasus uji coba rudal Korea Utara, tentu saja semua orang berpendapat waktu penyesuaian ekonomi dimasa akan makin panjang sehubungan dengan tidak stabilnya politik. Dikala harga minyak kembali melonjak karena pengaruh semacam ini, akan menimbulkan keraguan para investor terhadap situasi pulihnya perekonomian dimasa depan, tentu saja pasaran saham akan dikoreksi ke bawah, tapi semestinya akan dengan berakhir, biasanya kalau melihat pengalaman masa lalu, kecuali masalah uji coba rudal Korea Utara berkembang lebih lanjut yang mengakibatkan Amerika Serikat dan jepang mengambil tindakan militer, kalau hanya mengenakan embargo ekonomi dan diskusi perundingan pengaruhnya terhadap pasaran saham semestinya sangat terbatas.
  Menurut pengamatan, setelah Korea Utara secara berturutan meluncurkan 7 rudal balistik jarak pendek, menengah dan jauh, harga minyak memang untuk 2 hari berturut menciptakan rekor tertinggi, semuanya diatas 75 dolar Amerika perbarrel. Wu Zhong Shu berpendapat, peluncuran rudal Korea Utara memberikan dampak lebih lanjut bagi harga minyak internasional, yang sangat peka terhadap keamanan dunia. Wu mengatakan, secara keseluruhan, suplai minyak mentah masih melebihi kebutuhan, namun situasi perkembangan ekonomi internasional dewasa ini masih lebih baik sedikit kalau dibanding perkiraan sebelumnya, jadi kebutuhan internasional masih cukup baik, tapi dikala daya produksi rendah, pada saat sangat mudah terjadi perubahan cuaca, perbaikan tahunan atau kuota cadangan berkurang bahkan dilanda topan, semuanya tadi bisa memberikan dampak bagi harga minyak. Dikarenakan suplai sangat ketat, karena suplai hanya lebih sedikit dari kebutuhan, dan kebutuhan ekonomi internasional keseluruhan, termasuk faktor lebih menentukan, maka kalau muncul interferensi, bisa menimbulkan harga minyak melonjak, uji coba rudal Korea Utara tentu saja juga merupakan suatu interferensi yang bisa memberikan dampak bagi melonjaknya harga minyak internasional.
  Menghadapi pengaruh berikut yang mungkin ditimbulkan krisis rudal bagi pasaran, semua pasaran internasional sedang mengamatinya, pada pokoknya bagaimana negara-negara terkait mengatasinya. Amerika Serikat dan Jepang telah mengenakan embargo ekonomi terhadap Korea Utara. Semenjak tahun 2005 Amerika Serikat memberantas kegiatan moneter ilegal Korea Utara, bulan September tahun lalu, Amerika Serikat dengan alasan, Bank Delta Asia Makao membantu Korea Utara mencuci uang, menghentikan semua hubungannya dengan bank ini, selain itu, ada 8 perusahaan Korea Utara yang dimasukkan dalam daftar hitam karena mempunyai hubungan dengan bank Delta Asia. Setelah uji coba rudal, Jepang juga mengumumkan embargo ekonomi lebih lanjut terhadap Korea Utara, diantaranya termasuk membatasi transfer uang dan melarang kapal ferry Korea Utara berlabuh dalam waktu 6 bulan. Untuk kurun waktu lama, Jepang terus mencurigai kalau kapal-kapal ferry ini mengangkut komponen-komponen yang dibutuhkan bagi program rudal Korea Utara kembali kenegaranya. Amerika Serikat dan Jepang juga bersamaan mengupayakan agar dewan keamanan PBB mengenakan embargo kolektif terhadap Korea Utara, tapi Daratan Tiongkok dan Rusia menolak mengikuti langkah Amerika Serikat, untuk menerapkan embargo ekonomi terhadap Korea Utara.
  Namun dosen fakultas politik Universitas Soochow Luo Zhi Zheng berpendapat, efek embargo ekonomi negara barat terhadap Korea Utara terbatas, selain itu sangat hati-hati dalam menerapkannya, untuk menghindari Korea Utara mengadakan serangan balik. Ia mengatakan, sebenarnya Korea Utara selalu dalam keadaan terkucilkan, maka efek embargo ekonomi selalu terbatas. Disamping itu, apakah embargo ekonomi akan menimbulkan reaksi lebih keras Korea Utara, juga menjadi pertimbangan pokok negara barat, karena kalau berlebihan dan Korea Utara terpojokkan, akan mengambil tindakan yang lebih keras. Sedangkan pakar masalah Asia Timur Laut, dosen Fakultas Bahasa Jepang Universitas Fu-jen Ho Shi Shen juga berpendapat, Korea Utara sangat pragmatis, untuk mendapat keuntungan ekonomi substantif, mereka sama sekali tidak peduli akan embargo ekonomi.
  Umum beranggapan, kalau kalangan internasional tidak mengenakan embargo ekonomi terlalu keras atau mengambil tindakan militer terhadap Korea Utara, situasinya mungkin juga tidak akan memburuk dalam jumlah besar. Kalau kini berada dalam posisi terkucilkan, ini mempunyai hubungan langsung dengan pemerintahan Amerika Serikat yang menangani masalah Korea Utara dengan konsep perang dingin. Melalui pengalaman perundingan enam pihak bisa terlihat, cara terbaik untuk mengatasi krisis kali ini adalah diadakannya dialog langsung antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Tapi dikarenakan Jepang memberikan reaksi keras, dimana segera mengumumkan embargo ekonomi terhadap Korea Utara, ini juga meguji kebijaksanaan Amerika Serikat agar dikala menenangkan sekutunya bisa mengadakan dialog dengan Korea Utara, tidak diragukan langkah diplomasi Amerika Serikat akan menjadi kunci utama bagi penyelesaian krisis rudal Korea Utara kali ini. Pasaran moneter internasional, semuanya sedang mengamati apakah krisis rudal ini bisa mereda, kalau krisis terus berlanjut atau berkembang kesituasi yang tidak terduga, bahkan berubah menjadi konflik militer, ini mungkin akan lebih lanjut memberikan dampak yang lebih besar bagi pasaran moneter Asia bahkan dunia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar